Senin, 23 Juni 2014

sistem limfatik semester 2 fk umsu

makalah fisiologi ttg sistem limfatik dan imunitas manusia

BAB I
PENDAHULUAN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5MXZOv2TMJ5lvXdnrnrjcLumH3Xsiut0y46NhBfqj18qyhsqTR0pQRyKPU6qQc0AKcow8mTAo76JzdzL99grnPAusqOjq1U2Esai92_iZxWZlcHmfE6RJ5TaEDPEZQ8BhJwXTRYAkd2s/s1600/organisasi+sistem+limfatik.jpg 
  A.    Latar Belakang
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang datang menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut. Jaringan tubuh yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan jaringan limfa. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan jaringan yang terdiri atas konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel. Sebagian cairan kembali ke kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi melalui dinding kapiler dan membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan sumsum tulang belakang ). Adapun fungsi sistem limfatik adalah drainase jaringan, absorpsi di usus halus dan imunitas. (Nurachmah, 2011 ).
Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan tetapi, hanya sedikit yang dapat masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit karena tubuh kita memiliki sistem pertahanan tubuh. Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik. (Pratiwi, dkk, 2007).
Dari latar belakang tersebutlah yang maka tim penyusun mengambil judul makalah tentang Sistem limfatik dan Pertahanan Tubuh yang akan membahas masalah tentang sistem limfatik antara lain limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar
timus), serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan sumsum tulang belakang ) dan sistem pertahanan tubuh manusia.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan sistem limfatik manusia ?
2.      Terdiri dari apa saja sistem limfatik manusia ?
3.      Bagaimana fisiologi pembuluh limfa pada sistem limfatik manusia ?
4.      Bagaimana fisiologi organ limfa pada sistem limfatik manusia ?
5.      Apa yang dimaksud dengan sistem imunitas manusia ?
6.      Bagaimana fisiologi sistem kekebalan bawaan manusia ?
7.      Bagaimana fisiologi sistem kekebalan adaptif manusia ?
8.      Apa saja macam-macam sistem imunitas manusia ?
9.      Apa saja penyakit yang berhubungan dengan sistem imunitas manusia ?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini untuk pembaca supaya mengetahui sistem limfatik manusia dan sistem pertahanan tubuh manusia.
Sedangkan tujuan khususnya untuk perawat khususnya adalah :
1.      Untuk mendalami ilmu kesehatan tentang sistem limfatik dan imunitas manusia dan dapat diterapkan dalam dunia keperawatan.
2.      Untuk lebih mengetahui fisiologi sistem limfatik manusia.
3.      Untuk mengetahui fisiologi sistem imunitas manusia.
4.      Dapat mengetahui lebih dalam tentang sistem imunitas manusia yang berhubungan untuk memberikan perawatan tentang penyakit untuk pasien dan dapat memberikan asuhan keperawatan untuk mencegah dari penyakit.
BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Sistem Limfatik Manusia
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.  Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena.
Susunan limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang labih kecil. Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat  besar didalam saluran limfe. Didalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup.
Sistem limfatik ini berfungsi untuk absorbsi zat-zat makanan dari traktus gastrointestinal, bertanggung jawab  untuk absorbs lemak, dan salah satu mekanis pertahanan tubuh terhadap infeksi. (Syaifuddin, 2009).
Sistem limfatik manusia terdiri dari dua bagian penting yaitu :
1.      Pembuluh limfa
2.      Jaringan dan organ limfa
B.     Fisiologi Sistem Limfatik Manusia
Sistem limfatik manusia terdiri atas :
1.      Saluran Limfe
Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak mengandung protein plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan interstisial. Limfe mengangkut protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan kembali kedalam aliran darah. Limfe juga membawa partikel yang lebih besar, missal bakteri dan sisa sel dari jaringan yang rusak, kemudian difiltrasi dan dihancurkan oleh nodus limfe. Limfe mengandung limfosit, yang bersirkulasi didalam sistem limfatik dan memungkinnya menjaga area tubuh yang berbeda. Dilakteal usus halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik yang membuat limfe disebut dengan kili, tampak seperti susu. Membran serosa yang paling lebar adalah peritoneum, memran serosa bertalian erat dengan sistem saluran limfe. Lipatannya yang banyak itu membawa saluran limfe dan pembuluh darah. Membran ini dilapisi oleh endotelium, dan didalamnya terdapat banyak lubang-lubang halus. Lubang-lubang ini disebut stomata, mereka berhubungan dengan pembuluh limfe dan dengan demikian menghindarkan limfe berkumpul dalam ruang serosa.
2.       Pembuluh  Limfe
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa. Peredaran limfa adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk kekapiler limfa. Kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain membentuk pembuluh limfa. Pembuluh limfa akan terkumpul di pembuluh limfa dada. Limfa akhirnya akan kembali kesistem peradaran darah. Aliran limfa dalam pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka otot rangka. Disepanjang pembuluh limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus limfa yang berbentuk bulatan kecil.
Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada , paru-paru, jantung dan lengan kanan terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa dan bersatu menjadi pembuluh limfa kanan disebut juga dengan duktus limfatikus dekster. Pembuluh limfa bermuara dipembuluh vena dibawah tulang selangka kanan. Cairan limfa yang berasal dari bagian selain yang bermuara dipembuluh limfa kanan akan bermuara pada pembuluh limfa dada yang disebut dengan duktus toraksikus yang bermuara ditulang selangka kiri.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan. Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinana halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe didalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lakteal dijumpai dalam vili usus kecil. Kelenjar limfe berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat disepanjang pebuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat didalam leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan paha. Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Runagan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit. Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.
Saluran limfe terdapat dua batang saluran limfe yang utama, duktus torasikus dan batang saluran kanan. Duktus torasikus bermula sebagai reseptakulum khili atau sisternakhili didepan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan torax menyimpang kesebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena besar disebelah bawah kiri leher dan menuangkan isinya kedalam vena-vena itu. Duktus torasikus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan limfenya ke duktus limfe kanan. Duktus limfe kanan  ialah saluran yang  jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya kedalam vena yang berada disebelah bawah kanan leher. Hampir semua jaringan tubuh memiliki pembuluh limfatik, kecuali sistem saraf pusat, tulang, dan sebagian besar lapisan superfisial kulit. Suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak pada pembengkakan kelenjar yang sakit diketiak atau lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau jari kaki terkena infeksi.
Adapun fungsi pembuluh limfa yaitu :
1.      Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah
2.      Mengangkut limfosit dan kalenjar limfe ke sirkulasi darah
3.      Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi  darah
4.      Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
5.      Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi
C.    Organ-Organ dan Jaringan Sistem Limfatik
      Organ-organ limfoid mencakup sumsum merah, nodus limfa, limpa, timus dan tonsil. Organ limfoid ini berperan untuk mengumpulkan dan menghancurkan mikroorganisme penginfeksi lain di dalam jaringan limfoid.
Organ limfoid yaitu :
a.   Sumsum merah
      Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat dilepaskan dari sumsum merah, sel-sel limfosit masih identik. Perkembangan selanjutnya apakah akan menjadi sel B atau sel T tergantung pada tempat pematangannya. Sel B mengalami pematangan disumsum merah, sedangkan sel T mengalami pematangan ditimus. Kedua jenis limfosit tersebut bersirkulasi di seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam limpa, nodus limfa dan jaringan limfatik.
b.            Nodus Limfa (kalenjar limfa)
      Nodus limfa merupakan organ yang berbentuk kacang atau oval yang terletak sering berkumpul disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir melalui sejumlah nodus biasanya 8-10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi vena. Nodus ini memiliki berbagai ukuran yaitu sebagian berukuran kecil seperti kepala peniti dan yang paling besar berukuran sebesar almond.
            Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit.
            Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-tempat terbentuknya limfosit.    Kelompok-kelompok utama terdapat didalam  leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan paha. Nodus limfa diselubungi jaringan ikat longgar yang membagi nodus menjadi nodulus-nodulus. Tiap nodulus mengandung ruang-ruang (sinus) yang berisi limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus maka makrofag akan memakan bakteri dan mikroorganisme.
Fungsi nodus limfe adalah sebagai berikut :
1.      Filtrasi dan fagositosis
Cairan limfe difiltrasi oleh jaringan retikular dan limfoid saat melalui nodus limfe. Materi yang mengendap adalah mikroba, fagosit yang hidup dan mati yang berisi mikroba yang dimakan, sel dari tumor ganas, sel jaringan yang rusak, serta partikel yang dihirup. Materi organik dihancurkan di nodus limfe oleh makrofag dan antibodi. Sebagian partikel anorganik yang diinhalasi tidak dapat dihancurkan di nodus limfe oleh fagositosis.  Sebagian partikel ini tetap   di dalam  makrofag dan tidak menyebabkan sel terbunuh atau rusak.
2.      Proliferasi limfosit
Limfosit T dan B teraktivasi memperbanyak diri di nodus limfe. Antibodi yang dihasilkan oleh limfosit B terensitisasi masuk kelimfe dan darah lalu mengaliri ke nodus.
c.       Limpa
Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna ungu tua yang terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri dibawah iga kesembilan sepuluh dan sebelas. Limpa berdekatan paada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limfa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon dan kiri atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan itu terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastik dan beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini berperan seandainya ada sangan kecil bagi fungsi limpa manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk yang disebut trabekulae yang masuk kedalam jaringan limpa dan membaginya dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung kedalam pulpa sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada organ-organ lain yang dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem kapiler biasa, tetapi darah langsung berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi dalam sebuah sinus yang bekerja seperti vena dan yang menghantarkan darahnya kedalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini bersatu dan  membentuk vena limpa. Vena ini membawa darahnya dari limpa masuk peredaran gerbang dan diantarkan ke hati.
Adapun fungsi limpa, yaitu :
1.      Fagositosis
Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus limfe, limpa tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak terpapar penyakit yang disebarkan oleh limfe.
2.      Cadangan darah
Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus simpatik dapat dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi, misal pada pendarahan.
3.      Respons imun
Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan antigen, missal pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat menyebabkan pembesaran limpa (splenomegali).
4.      Eritropoiesis
Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang penting. Selain itu, limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa pada saat dibutuhkan.
d.      Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar timus berada dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang keatas hingga dasar leher. Berat kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir dan tumbuh hingga pubertas, selanjutnya akan mengalami atrofi. Berat maksimum timus saat pubertas adalah 30-40 gram. Timus sekresikan hormon timopoietin yang menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda dengan organ limfoid lainnya karena hanya berfungsi untuk tempat pematangan limfosit T. Selain itu juga, karena timus adalah satu-satunya organ limfoid yang tidak memerangi antigen secara langsung.
e.       Tonsil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana. Kedua tonsil terdiri juga atas jaringan limfe. Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-langit) dan mendapat persediaan limfosit melimpah didalam cairan yang ada permukaannya dan yang ada didalam sela-sela tonsil.
Sejumlah besar jaringan limfoid masuk kedalam formasi limpa, membran serosa, dan dalam kulit usus halus. Di dalam usus mereka ditampung didalam mukosa(selaput lendir). Di beberapa tempat dijumpai beberapa nudulus jaringan limfe. Khilus sentralis didalam vilus berhubungan dengan pembuluh limfe dalam jaringan submukosa. Dari sini limfe keluar dan akhirnya sampai di reseptakulum khili. Tonsil terdapat dimulut dan tenggorokan, Tonsil juga berfungsi untuk melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Oleh karena itu antigen dihancurkan dengan ditelan dan diinhalasi.
D.    Fungsi  Sistem Limfatik Manusia
Adapun fungsi sistem limfatik manusia adalah sebagai berikut :
1.      Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah.
2.      Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3.      Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lakteal.
4.      Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya
5.      Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat antibodi untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.
E.        Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh  Manusia
Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik.
1.      Mekanisme Pertahanan Tubuh Non-Spesifik
        Respons non-spesifik meliputi pertahanan fisik dan kimia  terhadap agen infeksi dan tidak dipengaruhi oleh infeksi sebelumnya. Artinya, respons tersebut tidak memiliki memori terhadap infeksi sebelumnya. Mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik ini merupakan lini pertama pertahanan umum untuk mencegah masuknya dan meminimalisasi jalan masuk mikroba dan antigen yang masuk kedalam tubuh manusia.
        Terdapat 2 mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik yang utama, yaitu :
a.      Pertahanan tubuh lapis pertama
Langkah terbaik yang harus dilakukan untuk melawan mikroba adalah mencegahnya masuk kedalam tubuh. Untuk itu, dibutuhkan beberapa lapis pertahanan tubuh agar terhindar dari serangan mikroba tersebut. Pertahanan lapis pertama yang berfungsi melawan infeksi terdapat pada permukaan tubuh, meliputi :
1)         Kulit dan Membran Mukosa
Kulit merupakan bagian pertahanan tubuh yang paling awal terhadap agen infeksi karena kulit langsung terpapar terhadap lingkungan. Sebuah luka kecil dapat menyebabkan bakteri atau virus masuk kedalam tubuh. Akan tetapi, kalenjar yang terdapat dikulit akan mensekresikan asam lemak dan keringat yang mengandung garam sehingga menghambat laju bakteri. Selama kulit tidak rusak, epitelium yang berlapis keratin ini sulit ditembus oleh  mikroba. Apabila mikroba dapat menembus kulit, membran mukosa yang menghasilkan lendir akan menjerat mikroba tersebut. Saluran pernapasan yang menyekresi lendir akan memerangkap bakteri. Sebagian lendir yang mengandung bakteri masuk kedalam saluran pernapasan secara refleks kita akan merespons dengan batuk atau bersin.
Perlindungan yang dihasilkan kulit dan membrane mukosa adalah sebagai berikut :
1.      Hasil sekresi kulit cenderung bersifat asam (pH 3-5), sehingga menghambat pertumbuhan bakteri. Minyak (sebum) pada kulit mengandung zat kimia yang beracun bagi bakteri.
2.      Mukosa lambung mengandung larutan HCL dan enzim untuk membunuh mikroorganisme
3.      Ludah dan airmata mengandung lisozim yaitu enzim penghancur bakteri.
4.      Lendir yang lengket akan memerangkap mikroorganisme yang masuk kesaluran pencernaan dan saluran pernapasan. (Marieb, 2004).
2)      Sekresi Alami dan Bakteri Alami
      Sekresi alami dari tubuh banyak mengandung bakterisida. Air liur dan air mata mengandung lisozim yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri menjadi pecah (lisis). Asam didalam lambung dapat membunuh banyak bakteri yang masuk melalui makanan. Sekresi alami lainnya, adalah ASI yang mengandung laktoperoksidase dan cairan sperma yang mengandung spermin.
      Sedangkan bakteri alami bersifat nonpatogen terdapat pada kulit, saluran pencernaan, dan saluran kelamin perempuan. Keberadaan bakteri alami dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen karena bakteri patogen berusaha memasuki tubuh harus bersaing terlebih dulu.
b.      Pertahanan tubuh lapis kedua
Meliputi :
1)      Fagositosis
      Fagosit adalah sel darah putih yang memiliki kemampuan menelan dan menghancurkan mikroba dan material asing yang masuk kedalam tubuh. Dalam hal ini, fagosit akan menelan bakteri atau mikroba ke dalam vakuolanya, kemudian mengeluarkan enzim tertentu untuk membunuh bakteri tersebut. Fagosit dihasilkan oleh susmsum tulang. Contoh fagosit antara lain makrofag, neutrofil, dan eosinofil. Makrofag, neutrofil dan eosinofil berasal dari monosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih.  Monosit, neutrofil dan eosinofil yang dihasilkan disumsum merah bersifat fagositik dan masuk kejaringan yang terinfeksi. Eosinofil merupakan fagosit yang lemah, tetapi berperan penting dalam pertahanan tubuh melawan cacing parasit.
      Mekanisme fagositosis adalah sel yang rusak oleh mikroba akan menghasilkan sinyal kimiawi yang berfungsi memanggil neutrofil. Neutrofil mendatangi sel-sel yang rusak ini dan masuk kejaringan yang terinfeksi. Caranya, neutrofil akan keluar dari pembuluh darah dengan menembus dinding kapiler. Neutrofil akan keluar menelan dan menghancurkan mikroba tersebut. Satu neutrofil mampu memfagosit 5-20 bakteri. Saat neutrofil melakukan tugasnya melawan antigen, monosit akan menyusul mendatangi daerah luka. Monosit merupakan sel yang belum masak dan kurang bersifat fagosit. Dalam waktu 12 jam setelah monosit meninggalkan darah dan masuk kejaringan, monosit akan membesar dan menghasilkan banyak lisosom. Lisosom berkembang menjadi makrofag. Makrofag akan menggantikan fungsi neutrofil dalam pertempuran melawan antigen. Makrofag mampu memfagosit 100 bakteri dengan cara menempel kebakteri dengan kaki pseudopodiumnya kemudian merusaknya.
2)      Sel Natural Killer (Sel NK)
      Sel NK berjaga disistem peredaran darah dan limfatik. Sel NK merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel-sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum diaktifkannya sistem kekebalan adaptif. Sel NK tidak bersifat fagositik. Sel-sel ini membunuh dengan cara menyerang membrane sel target dan melepaskannya senyawa kimia yang disebut perforin.
3)      Protein antimikroba
      Protein antimikroba meningkatkan pertahanan dalam tubuh dengan melawan mikroorganisme secara langsung atau dengan menghalangi kemampuannya untuk memproduksi. Protein antimikroba yang penting adalah interferon dan protein komplemen. Interferon adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sel tubuh yang terinfeksi virus untuk melindungi bagian sel lain disekitarnya. Interferon mampu menghambat perbanyakan sel-sel yang terinfeksi, namun dapat meningkatkan diferensiasi sel-sel. Interferon dihasilkan dari limfosit T dan fungsinya adalah mencegah replikasi virus didalam sel yang terinfeksi dan penyebaran virus kesel yang sehat.
      Sedangkan protein komplemen sekelompok plasma protein yang bersirkulasi didarah dalam keadaan tidak aktif. Protein komplemen dapat diaktifkan oleh munculnya ikatan antigen dan antibodi. Terdapat lebih dari 20 jenis protein komplemen. Protein in dibentuk dihati. Ketika terjadi infeksi, antibodi terbentuk dan memicu terbentuknya protein komplemen akan memicu terbentuknya protein komplemen lainnya sehingga membentuk reaksi berantai.
      Protein komplemen membantu pertahanan lapis kedua dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut :
1.      Menempel pada mikroba sehingga fagosit lebih mudah mengenalinya
2.      Merangsang fagosit untuk lebih aktif
3.      Memicu fagosit menuju lokasi terjadinya infeksi
4.      Menghancurkan membran mikroba yang menyerang
5.      Berperan dalam kekebalan yang diperoleh
4)      Respons inflamasi
            Inflamasi merupakan reaksi akibat timbulnya infeksi dan terbukanya arteriol disekitar daerah yang terluka sehingga suplai darah kedaerah yang terluka meningkat. Inflamasi dikontrol oleh sejumlah enzim dan beberapa komponen lainnya seperti serotonin, platelet, dan basofil. Tujuan respons inflamasi adalah untuk melindungi, mengisolasi, menonaktifkan, serta menyingkirkan agen penyebab dan jaringan yang rusak sehingga berlangsung proses penyembuhan.
            Serotonin dapat meningkatkan pelebaran arteriol dan permeabilitas jaringan pembuluh. Darah membawa fagosit kedaerah tersebut. Fagosit juga bergerak dari jaringan yang terdekat. Dinding kapiler semakin meningkat permeabilitasnya sehingga fagosit dapat keluar dari pembuluh kapiler kedaerah yang terluka. Fagosit yang tiba lebih dulu akan melepas senyawa kimia histamin untuk memicu lebih banyak fagosit bergerak kedaerah yang terinfeksi.
           
            Ketika bakteri berhasil dibunuh dan ditelan oleh fagosit, materi yang berasal dari pembuluh kapiler akan membentuk penebalan atau pembengkakan disekeliling daerah yang terinfeksi agar infeksi tidak menyebar. Daerah yang mengalami inflamasi kemungkinan  juga mengandung nanah (abses). Nanah berasal dari sel darah putih yang telah mati karena menelan bakteri. Nanah dapat diserap lagi oleh sel tubuh. Selanjutnya, proses perbaikan jaringan dan tanda-tanda inflamasi menghilang.
2.      Mekanisme Pertahanan Tubuh Spesifik
        Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat membendung serangan bakteri atau mikroba patogen, maka kehadiran patogen tersebut akan memicu pertahanan lapis ketiga untuk aktif. Pertahanan itu melibatkan respons spesifik oleh sistem imun terhadap infeksi khusus sehingga memperoleh kekebalan (imunitas).  Imunitas spesifik yang diperoleh seseorang biasanya dapat bertahan lama, bahkan seumur hidup. Imunitas spesifik melibatkan dua jenis limfosit. Kedua limfosit dibentuk di sumsum tulang dan setelah dilepaskan di aliran darah limfosit lebih lanjut diproses untuk membuat dua jenis sel yang secara fungsional berbeda. Sebagian limfosit  yang telah dewasa di dalam sumsum tulang berubah menjadi limfosti B atau disebut sel B. Sebagian limfosit yang belum mencapai tahap dewasa akan meninggalkan sumsum tulang menuju kalenjar timus dan berubah menjadi limfosit T atau sel T.  
        Sel-sel yang berperan dalam imunitas spesifik, yaitu :
1.      Limfosit B ( sel B )
Limfosit B tidak, tidak seperti limfosit T, yang bebas beredar ditubuh, terbatas berada dijaringan limfoid (misal : limpa dan nodis limfe). Sekitar 20-40% limfosit darah adalah sel B. dalam perkembangannya sel B akan berubah menjadi sel plasma yang akan menghasilkan antibodi bila terangsang karena invasi antigen.
Sel B memiliki immunoglobulin pada permukaannya. Immunoglobulin adalah protein yang dapat mengidentifikasi antigen. Terdapat jutaan antigen yang setiap kali harus direspons tubuh.  Walaupun sel B dapat mengenal antigen memiliki jumlah yang terbatas untuk menahan serangan besar dari bakteri. 
Limfosit B memproduksi dua jenis sel fungsional yang berbeda, yaitu :
a)      Sel plasma
Sel ini menyekresikan antibodi kedarah. Antibodi dibawa oleh jaringan, sementara sel B sendiri tetap berada dijaringan limfoid. Hidup sel plasma tidak lama dari 1 hari dan menghasilkan hanya satu jenis antibodi yang bekerja untuk antigen tertentu saja yang awalnya berikatan dengan limfosit B. antibodi bekerja dengan antigen, menamakan antigen sebagai target untuk sel pertahanan (seperti limfosit T sitotoksik dan makrofag), berikatan dengan toksin bakteri, menetralkannya,dan mengaktifkan komplemen.
Terdapat lima jenis antibodi, yaitu :
1.      IgA
Ditemukan pada sekret tubuh seperti ASI dan saliva, serta mencegah antigen menembus membrane epithelium serta menyerang jaringan yang paling dalam.
2.      IgD
Dibuat oleh sel B dan ditampilkan pada permukaannya dan fungsinya mengakitfkan sel B.
3.      IgE
Ditemukan pada membran sel (misal : basofil dan sel mast) dan jika berikatan dengan antigen akan mengaktifkan respons imun. Antibodi ini sering ditemukan saat alergi. Fungsinya proteksi terhadap serangan parasit.
4.      IgG
Merupakan jenis antibodi yang paling banyak dan paling besar. Antibodi ini menyerang banyak patogen dan menembus plasenta untuk melindungi janin. Fungsinya mengaktifkan protein komplemen dan makrofag.
5.      IgM
Dihasilkan dalam jumlah besar saat respons primer dan merupakan aktivator komplemen yang kuat. Fungsinya sebagai aglutinasi (dalam pembuluh darah) serta merangsang fagositosis mikrob oleh makrofag.
b)         Sel B memori
Sel B memori berada dalam tubuh untuk waktu lama setelah episode awal saat pertama kali terpapar antigen dan dengan cepat berespons terhadap pemaparan antigen yang sama berikutnya dengan stimulasi produksi sel plasma penyekresi antibodi.
2.      Limfosit T ( sel T )
Sel T yang telah diaktifkan didalam kalenjar timus dilepaskan kesirkulasi darah. Sel T normal sebanyak 70% dari limfosit darah. Saat sel T terpapar antigennya untuk pertama kali, sel T menjadi tersensitasi. Jika antigen berasal dari luar tubuh, antigen perlu ditampilkan pada permukaan sel penampil antigen yaitu makrofag yang merupakan bagian pertahanan non-spesifik karena makrofag menelan dan mencerna antigen tanpa membeda-bedakan, namun juga berpartisipasi dalam respons imun. Setelah makrofag mencerna antigen, makrofag membawa sebagian sisa antigen dimembran selnya. Sel T jumlahnya terbatas dan sel T tidak membentuk antibodi.  Ada empat jenis limfosit T dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu :
a.       Sel T memori
Sel yang hidup lama bertahan hidup setelah ancaman dinetralkan dan memberikan imunitas diperantarai sel dengan berespons secara cepat terhadap paparan antigen yang sama lainnya.
b.      Sel T sitotoksik
Sel ini berfungsi menghasilkan racun menghancurkan mikroba, sel kanker atau sel yang terinfeksi virus.  Sel ini mengenali antigen, yaitu berupa selubung protein virus yang tertinggal diluar sel. Sel ini membunuh sel dengan cara menyekresikan suatu protein yang mampu melubangi membran sel sehingga sel tersebut bocor.
c.       Sel T helper
Sel ini mengenali fagosit dan merangsang sel B untuk bereplikasi. Sel B tidak akan bereplikasi dan membentuk sel plasma tanpa rangsangan dari sel T helper untuk membentuk antibodi. Sel ini juga menghasilkan lymphokinase yang akan menggerakkan sel-sel kekebalan agar berpartisipasi dan aktif dalam proses kekebalan.
d.      Sel T supresor
Sel ini untuk menghentikan limfositT dan B yang aktif. Sel ini membatasi efek yang kuat dan berpotensi membahayakan respons imun.
E.       Macam-macam  Kekebalan Tubuh Manusia
Dilihat dari segi imunologis, kekebalan tubuh dibagi dua, yaitu :
1.   Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan antigen.
Kekebalan aktif dibagi dua, yaitu :
a.      Kekebalan aktif alami
Kekebalan yang didapatkan setelah sembuh dari sakit. Mekanismenya, kuman penyakit yang masuk kedalam tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan penyakit. Bila penyakit yang sama menyerang kembali, tubuh telah memiliki antibodi sehingga tubuh menjadi kebal dan tidak terserang penyakit.           Contoh : orang kebal terhadap cacar setelah sembuh dari penyakit cacar.
b.      Kekebalan aktif buatan
Kekebalan ini diperoleh setelah orang mendapatkan vaksinasi. Vaksin dapat berupa racun bakteri, mikroorganisme yang dilemahkan, atau mikroorganisme yang mati. Dengan pemberian vaksinasi tubuh dirangsang untuk menghasilkan antibodi sehingga bila penyakit sesungguhnya menyerang, tubuh telah memiliki antibodi untuk melawannya. Misalnya, vaksin polio diberikan pada anak agar anak tersebut kebal terhadap virus polio karena telah memiliki antibodi.
2.      Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari suatu individu keindividu lainnya. Kekebalan pasif dibagi dua, yaitu :
a.      Kekebalan pasif alami
Kekebalan ini pada bayi-bayi karena antibodi ibu bayi akan masuk ketubuh bayi melalui plasenta pada saat kehamilan dan dari ASI yang diminumkan bayi. Macam dan jumlah zat antibodi yang didapatkan bergantung pada macam dan jumlah zat anti yang dimiliki ibunya.
b.    Kekebalan pasif buatan
Kekebalan yang diperoleh seseorang dari antibodi luar dengan tujuan pengobatan maupun pencegahan. Misalnya, seseorang yang luka karena menginjak paku karena takut menderita tetanus ia disuntik ATS (Anti Tetanus Serum) sebagai usaha pencegahan.
F.     Kelainan atau Penyakit pada Sistem Imunitas Manusia
Berikut ini adalah kelainan dan penyakit lain yang berkaitan dengan sistem imun manusia, sebagai berikut :
1.      AIDS
penyakit ini dikarenakan defisiensi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. HIV menginfeksi sel T limfosit yang menghasilkan antibodi. Sel T yang terinfeksi membentuk virus baru dalam jangka waktu yang lama. HIV menetap selama bertahun-tahun dan menyerang sistem imun perlahan-lahan. Biasanya penderita AIDS akan meninggal jika terjadi komplikasi berbagai infeksi dalam tubuhnya akibat tidak berfungsinya sistem kekebalan tubuh.
2.      Autoimunitas
Autoimunitas adalah suatu kelainan dimana sistem kekebalan tubuh manusia menyerang jaringan tubuh sendiri. Contohnya penyakit Addison kalenjar          adrenal,toroiditis, anemia pernisisus dan lupus.
3.      Alergi
Sel matosit dan sel basofil adalah sel imun yang terkait dengan alergi. Sedangkan antigen IgE mampu melawan antigen seperti debu, serbuk sari, dan spora. Respons terhadap alergi dapat terjadi dengan cepat dan fatal, terutama jika menyebar keseluruh tubuh. Respons alergi dapat dihindari dengan perlakuan tertentu dengan cara memberikan dosis kecil antigen sehingga hanya sedikit antibodi IgE yang dihasilkan.
BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Sistem limfatik berfungsi untuk absorbsi zat-zat makanan dari traktus gastrointestinal, bertanggung jawab  untuk absorbsi lemak, dan salah satu mekanis pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sistem limfatik manusia meliputi saluran limfe, pembuluh limfe dan organ limfe.
Sistem imunitas adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik.
B.     Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran dan semoga bisa menambah ilmu fisiologi tentang sistem limfatik dan sistem pertahanan tubuh manusia lebih mendalam dan bisa diterapkan kedunia kesehatan khususnya dunia keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
Hendra T. 2008. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan.
Nurrachmah, Elly. 2010. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Salemba Medika
Pratiwi, Dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Sujaidi, Dkk. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya : Yudhistira.
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia, edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.